Fabiayyi aalaa irabbikuma tukadzdzibaan....

Jumat, 21 November 2014

Sejenak di Kuala Lumpur






Terima kasih sayang telah membawa dan membuka pengalaman baru untukku...

Kuala Lumpur,ibukota negeri jiran Malaysia yang terkenal dengan Petronas Twin Tower. Alhamdulillah,,akhirnya bisa menjejakkan kaki dan melihat secara langsung hiruk-pikuk Kuala Lumpur. Perjalanan ini berkat suami  yang sekarang sedang mengabdi di salah satu tempat di Malaysia. 


Setelah naik pesawat selama dua setengah jam dari bandara Kota Kinabalu Sabah, kami mendarat di Kuala Lumpur International Airport (KLIA). Takjub..melihat bandara yang luas,megah dan mewah. Ini adalah bandara kedua yang waow versi saya setelah melihat Ngurah Rai di Bali. Luuuaaassss…. Sekali….. Suami kemudian mengajak saya untuk membeli tiket bus yang akan mengantarkan kami ke KL Sentral. Kami menaiki bus Aerobus/Skybus, merupakan bus bandara dengan rute menuju kota Kuala Lumpur dengan tarif RM 10. Di sepanjang jalan menuju KL Sentral, saya tak berhenti untuk bertanya. Daaaann layaknya seorang guide,,suami saya dengan telaten menjawab semua pertanyaan saya. Sekitar 60 menit perjalanan, sampailah di KL Sentral.

KL Sentral, Kuala Lumpur

KL Sentral merupakan pusat transportasi yang menghubungkan Kuala Lumpur ke berbagai daerah di sekitarnya. Semua jenis transportasi darat berpusat di sini.  Kita bisa melihat banyak jenis transportasi, mulai dari bus, taksi, kereta api, dan kereta monorail. Fasilitas yang tersedia di KL Sentral pun lengkap, ada toilet, restoran, money changer, mesin ATM, minimarket, dll. Sebagai orang udik yang jarang jalan-jalan jauh,,ini merupakan hal yang sangat menyenangkan. Suami selalu menuruti ketika saya minta untuk difoto di sana dan di sini *sabar yaa maass*. Kemudian suami mengajak saya menuju mesin seperti mesin ATM, naahhh…ternyata itu adalah mesin yang melayani token perjalanan LRT yang akan mengantar kami menuju kawasan Pasar Seni, dimana kami akan menginap.

Mesin Tiket


Sosok LRT yang Dinanti


Untuk bisa naik LRT (Light Rapid Transit), terlebih dahulu sentuh mesin tiket, kemudian pilih rute yang akan dituju. Setelah muncul jumlah uang yang harus dibayarkan, masukkan uang ke tempatnya (lembaran dan koin). Tunggu  tiket berupa koin plastik berwarna biru yang keluar dari mesin, begitu pula dengan uang kembalian bila ada. Simpan terlebih dahulu koin tersebut. Saat akan melewati gate, tap koin di atas sensor hingga gate terbuka. Kemudian tunggulah LRT, lalu naik sesuai petujuk jurusan yang terdapat di setiap stasiun. Lagi-lagi seperti orang kampungan… “Nggumun” ketika LRT datang dan melejit secepat rooler coaster menuju stasiun Pasar Seni. Dan, sampailah kami di St.Pasar Seni dalam hitungan menit. Kemudian kami menyusuri jalan di bawah terik matahari menuju penginapan yang ada di sekitar Petaling Street. Yaa…kawasan yang dalam pandangan pertama saya adalah kawasan orang China… Kami menginap di Rain Forest Hotel, hotel yang bernuansa hijau, yang suda pernah disinggahi suami saat pertama ke KL.

 Koin token RapidKL

#Petronas Twin Tower

Yeay,,senang sekali rasanya bisa melihat bangunan yang selama ini hanya saya lihat dari foto . Petronaaassss….di depan mataaaa…. Meski panas sekali saat itu, tak membuat saya merasa kepanasan karena senangnya. Well,,seperti sudah menjadi kewajiban…hal pertama yang saya mau dari suami adalah minta difoto. Jelas dengan background si menara kembar. Hihihi…. Puas berfoto di halaman depan KLCC (Kuala Lumpur Central City), kami masuk ke Suria KLCC. Suria KLCC merupakan mall yang ada di dalam gedung Petronas. Mall-nya see sebenarnya yaa mirip mall yang ada di Indonesia, Cuma yang menarik perhatian saya adalah pengunjungnya yang beraneka ragam suku dan bangsa,,wkwkwk. Bagaimana tidak,,di sana saya menjumpai banyak sekali wisatawan asing. Baik dari Eropa, Amerika dan Asia sendiri.

Love my lovely

Lelah berkeliling, kami menuju food court di lantai atas. Saya memilih untuk menikmati Milo hangat, minuman yang setia selama saya di Malaysia. Suami memilih tempat duduk yang berada tepat di tepi jendela sehingga kami bisa melihat hamparan taman di belakang KLCC yang dihiasi oleh air mancur. Kata suami, tiap malam air mancur tersebut akan menari meliuk-liuk mengikuti irama lagu. Waooww…emejiing,,,kayak di Dubai kah? He eemm..tapi versi KL yang ini. Sore hingga malam kami menikmati sajian tarian air mancur. Warna warni lampu yang menyorot semburan air membuat malam menjadi makin syahdu. Duuhh…apalagi sama suami….. hihihi……
Air mancur ketika sore hari

Tarian air mancur saat malam hari

Satu lagi kabar bahagia,,di Suria KLCC ada satu toko yang menjual aneka cokelat yang dibungkus lucu-lucu, namanya Choc Boutique. Harganya bervariasi, bergantung bentuk dan ukuran. Saking banyaknya pilihan, sampai bingung saat suami menyuruh saya memilih.. Akhirnya saya memilih cokelat yang dibungkus kaleng berbentuk hati dan bergambar Eiffel..yaa someday Paris wants me. Aamiin… :D
Shopping cokelat


#Petaling Street
Pertaling Street merupakan kawasan Chinatown yang berkonsep kaki lima ini. Cukup berjalan kurang lebih 500 meter dari Pasar Seni. Ada berbagai macam barang mulai dari sepatu/sandal, baju, tas, dompet, aksesoris handphone, arloji, souvenir miniatur, gantungan kunci, hingga makanan dan minuman. Saya dan suami berkeliling di Petaling Street dari sekedar windows shopping sampai shopping beneran, hahaha maklum sama-sama hobi shopping. Kami mampir di kedai penjual kaos untuk oleh-oleh. Murah meriah, sepotong kaos hanya RM 5.  Pandai-pandai nawar aja.
Selain wisata belanja, kita bisa menikmati suasana ala Tiongkok karena di sepanjang jalan terdapat lampion yang bergantungan. Cantik sekali…. Berkali-kali saya take a shoot karena ingin mengabadikan momen indah di Petaling Street. Satu lagi, untuk urusan perut alias makan, kami selalu memilih kedai makan Indonesia dengan alasan rasa dan juga halalnya…hehehe.
Kawasan Chinatown

 #Batu Caves

Batu caves adalah tujuan perjalanan kami berikutnya. Terletak arah utara Kuala Lumpur, dapat ditempuh dengan MRT selama setengah jam. Heemmm...dalam benak saya, karena namanya adalah Batu Caves, maka tempat itu berupa gua-gua batu di tengah kota,hahaha. Ternyata..waoowww...benaaarr...sebuah bukit batu tinggi menjulang. Sebelum memasuki kawasan gua, ada patung besar yang menarik erhatian saya. Yaaaa.. patung Hanoman raksasa yang berpose membelah dadanya,hihihi.... Kemudian tak jauh dari situ ada patung besar yang eyecatching karena berwarna emas... Patung emas Dewa Murugan tertinggi di dunia (tingginya 42,7 meter) dan di belakangnya terlihat 272 anak tangga curam yang menuju sebuah gua di atas bukit kapur yang berfungsi sebagai kuil.

Di depan Patung Hanoman

Tampak Patung Dewa Murugan dan Ratusan 
Anak Tangga

Ada hal menggelikan saat kami masuk kawasan Batu Caves. Saya dan suami ragu untuk menaiki ratusan anak tangga yang curam itu. Antara yakin dan tidak, namun suami bilang eman kalau sudah sampai sini tidak naik dan melihat kuil di atas. Well, akhirnya dengan nafas tersengal-sengal kami naiki satu demi satu anak tangga itu. Daaann..pemandangan yang baru kali ini saya lihat langsung, karena biasanya hanya lihat di TV. Kuil orang India...banyak sekali patung di sana. Kebetulan saat itu mendekati perayaan Dipavali, sehingga sudah terlihat banyak orang yang mempersiapkan segala hal untuk upacara. Saya sempat melihat di kedai kecil penjual souvenir di dekat kuil, seeemuuaaa serba India..hihihi..sampai backsound pun lagu India.....

Pernak pernik serba India

Kuil di dalam Batu Caves


#Dataran Merdeka

Dataran Merdeka merupakan kawasan Kementerian Pelancongan dan Kebudayaa Kerajaan Malaysia. terletak tak jauh dari Masjid Jamek (masjid tertua di Kuala Lumpur). Di sana, kita dapat melihat beberapa gedung dengan model arsitek yang unik dan benar-benar krasa luar negerinya,wkwkwk. Gedung yang menarik adalah gedung Sultan Abdul Samad. 

Background : Masjid Jamek

Sultan Abdul Samad Building

Di depan atau lebih tepatnya di seberang jalan dari gedung Abdul Samad, terdapat deretan foto perdana menteri Malaysia. Suami sempat menanyai saya,"hayo, mana Mahatir Muhammad?", kakakaka,,saya tak bisa menjawabnya.....

                                     
Foto siapa yang paling kanan, hayooo? 

Kemudian tak jauh dari situ, terdapat City Gallery yang menawarkan banyak informasi serta cinderamata khas Malaysia. Kami membeli tiket seharga RM 5 untuk dapat menyaksikan pertunjukan lampu dan miniatur terbesar Kuala Lumpur. Asiknya lagi,, setelah kami menonton pertunjukan, tiket dapat ditukarkan dengan makanan atau souvenir seharga tiket.    Suami memilih untuk menukar dan menikmati pancake durian dan Hokkaido durian,,nyummyy sekali.. Suasana cafe yang elegant menyatu dengan Arch shop gallery membuat pengunjung betah dan puas. 


Marvelous... 

Grab it fast...

Di dekat show room, kita juga bisa melihat langsung para pengrajin cinderamata sedang bekerja. Nampak wajah-wajah orang Jepang yang bekerja. Pantas saja jika hasilnya detail dan cantik sekali..... 


Para pengrajin cinderamata

Catatan : siapkan kamera dan baterai fullcharge saat memasuki area Dataran Merdeka, karena banyak spot cantik yang sayang untuk dilewatkan, hihihi....


#Pasar Seni (Central Market)

Tak lengkap jika jalan-jalan tanpa shopping. Untuk memenuhi hasrat shopping Anda, pasar seni adalah pilihannya. Pasar Seni tak jauh beda seperti kawasan Malioboro di Jogja, menawarkan banyak oleh-oleh dengan harga yang terjangkau. Eits, tapi kudu hati-hati..sebaiknya sebelum memutuskan untuk berbelanja, pastikan sudah membandingkan harga supaya tidak menyesal hehehe *curcol*. Biasanyanya, oleh-oleh standar adalah gantungan kunci. Suami memilih satu kedai yang dulu pernah disinggahinya. Di sana, setengah lusin gantungan kunci hanya RM 5. Totebag dibandrol harga RM 12. Bolpoin setengah lusin RM 10. Miniatur petronas sekitar RM 8 bergantung ukurannya. 

Barisan Pernak-pernik 

Shopping di Pasar Seni

Terima kasih untuk suamiku, Mas Gebya yang telah membawa saya kemari. 
I love you full, Honey. 
Semoga bermanfaat bagi yang ingin melakukan perjalanan ke Kuala Lumpur.