Terima kasih sayang telah membawa dan membuka pengalaman baru untukku... |
Kuala
Lumpur,ibukota negeri jiran Malaysia yang terkenal dengan Petronas Twin Tower.
Alhamdulillah,,akhirnya bisa menjejakkan kaki dan melihat secara langsung
hiruk-pikuk Kuala Lumpur. Perjalanan ini berkat suami yang sekarang sedang
mengabdi di salah satu tempat di Malaysia.
Setelah
naik pesawat selama dua setengah jam dari bandara Kota Kinabalu Sabah, kami
mendarat di Kuala Lumpur International Airport (KLIA). Takjub..melihat bandara
yang luas,megah dan mewah. Ini adalah bandara kedua yang waow versi saya
setelah melihat Ngurah Rai di Bali. Luuuaaassss…. Sekali….. Suami kemudian
mengajak saya untuk membeli tiket bus yang akan mengantarkan kami ke KL
Sentral. Kami menaiki bus Aerobus/Skybus, merupakan bus bandara dengan rute
menuju kota Kuala Lumpur dengan tarif RM 10. Di
sepanjang jalan menuju KL Sentral, saya tak berhenti untuk bertanya. Daaaann
layaknya seorang guide,,suami saya dengan telaten menjawab semua pertanyaan
saya. Sekitar 60 menit perjalanan, sampailah di KL Sentral.
KL Sentral, Kuala Lumpur
KL Sentral merupakan pusat
transportasi yang menghubungkan Kuala Lumpur ke berbagai daerah di sekitarnya. Semua
jenis transportasi darat berpusat di sini. Kita bisa melihat banyak jenis
transportasi, mulai dari bus, taksi, kereta api, dan kereta monorail. Fasilitas
yang tersedia di KL Sentral pun lengkap, ada toilet, restoran, money changer,
mesin ATM, minimarket, dll. Sebagai orang udik yang jarang jalan-jalan jauh,,ini
merupakan hal yang sangat menyenangkan. Suami selalu menuruti ketika saya minta
untuk difoto di sana dan di sini *sabar yaa maass*. Kemudian suami mengajak
saya menuju mesin seperti mesin ATM, naahhh…ternyata itu adalah mesin yang
melayani token perjalanan LRT yang akan mengantar kami menuju kawasan Pasar
Seni, dimana kami akan menginap.
Mesin Tiket
Sosok LRT yang Dinanti
Untuk bisa naik LRT (Light Rapid Transit), terlebih dahulu sentuh mesin tiket, kemudian pilih rute yang akan dituju. Setelah muncul jumlah uang
yang harus dibayarkan, masukkan uang ke tempatnya (lembaran dan koin).
Tunggu tiket berupa koin plastik
berwarna biru yang keluar dari mesin, begitu pula dengan uang kembalian bila
ada. Simpan terlebih dahulu koin tersebut. Saat akan melewati gate, tap koin di atas sensor hingga
gate terbuka. Kemudian tunggulah LRT, lalu naik sesuai petujuk jurusan
yang terdapat di setiap stasiun. Lagi-lagi seperti orang kampungan… “Nggumun”
ketika LRT datang dan melejit secepat rooler coaster menuju stasiun Pasar Seni.
Dan, sampailah kami di St.Pasar Seni dalam hitungan menit. Kemudian kami
menyusuri jalan di bawah terik matahari menuju penginapan yang ada di sekitar
Petaling Street. Yaa…kawasan yang dalam pandangan pertama saya adalah kawasan
orang China… Kami menginap di Rain Forest Hotel, hotel yang bernuansa hijau,
yang suda pernah disinggahi suami saat pertama ke KL.
#Petronas
Twin Tower
Yeay,,senang sekali rasanya bisa melihat bangunan yang selama
ini hanya saya lihat dari foto . Petronaaassss….di depan mataaaa…. Meski panas
sekali saat itu, tak membuat saya merasa kepanasan karena senangnya.
Well,,seperti sudah menjadi kewajiban…hal pertama yang saya mau dari suami
adalah minta difoto. Jelas dengan background si menara kembar. Hihihi…. Puas
berfoto di halaman depan KLCC (Kuala Lumpur Central City), kami masuk ke Suria
KLCC. Suria KLCC merupakan mall yang ada di dalam gedung Petronas. Mall-nya see
sebenarnya yaa mirip mall yang ada di Indonesia, Cuma yang menarik perhatian
saya adalah pengunjungnya yang beraneka ragam suku dan bangsa,,wkwkwk.
Bagaimana tidak,,di sana saya menjumpai banyak sekali wisatawan asing. Baik
dari Eropa, Amerika dan Asia sendiri.
Love my lovely
Lelah berkeliling, kami menuju food court di lantai atas. Saya
memilih untuk menikmati Milo hangat, minuman yang setia selama saya di
Malaysia. Suami memilih tempat duduk yang berada tepat di tepi jendela sehingga
kami bisa melihat hamparan taman di belakang KLCC yang dihiasi oleh air mancur.
Kata suami, tiap malam air mancur tersebut akan menari meliuk-liuk mengikuti irama
lagu. Waooww…emejiing,,,kayak di Dubai kah? He eemm..tapi versi KL yang ini. Sore hingga malam kami menikmati sajian tarian air mancur. Warna
warni lampu yang menyorot semburan air membuat malam menjadi makin syahdu.
Duuhh…apalagi sama suami….. hihihi……
Air mancur ketika sore hari
Tarian air mancur saat malam hari
Satu lagi kabar bahagia,,di Suria KLCC ada satu toko yang
menjual aneka cokelat yang dibungkus lucu-lucu, namanya Choc Boutique. Harganya bervariasi,
bergantung bentuk dan ukuran. Saking banyaknya pilihan, sampai bingung saat suami menyuruh saya memilih..
Akhirnya saya memilih cokelat yang dibungkus kaleng berbentuk hati dan
bergambar Eiffel..yaa someday Paris wants me. Aamiin… :D
Shopping cokelat
#Petaling Street
Pertaling Street merupakan
kawasan Chinatown yang berkonsep kaki lima ini. Cukup berjalan kurang lebih 500
meter dari Pasar Seni. Ada berbagai macam barang mulai dari sepatu/sandal,
baju, tas, dompet, aksesoris handphone, arloji, souvenir miniatur, gantungan
kunci, hingga makanan dan minuman. Saya dan suami berkeliling di Petaling Street
dari sekedar windows shopping sampai shopping beneran, hahaha maklum sama-sama
hobi shopping. Kami mampir di kedai penjual kaos untuk oleh-oleh. Murah meriah,
sepotong kaos hanya RM 5. Pandai-pandai
nawar aja.
Selain wisata belanja, kita
bisa menikmati suasana ala Tiongkok karena di sepanjang jalan terdapat lampion
yang bergantungan. Cantik sekali…. Berkali-kali saya take a shoot karena ingin
mengabadikan momen indah di Petaling Street. Satu lagi, untuk urusan perut
alias makan, kami selalu memilih kedai makan Indonesia dengan alasan rasa dan
juga halalnya…hehehe.
Kawasan Chinatown
Batu caves adalah tujuan perjalanan kami berikutnya. Terletak arah utara Kuala Lumpur, dapat ditempuh dengan MRT selama setengah jam. Heemmm...dalam benak saya, karena namanya adalah Batu Caves, maka tempat itu berupa gua-gua batu di tengah kota,hahaha. Ternyata..waoowww...benaaarr...sebuah bukit batu tinggi menjulang. Sebelum memasuki kawasan gua, ada patung besar yang menarik erhatian saya. Yaaaa.. patung Hanoman raksasa yang berpose membelah dadanya,hihihi.... Kemudian tak jauh dari situ ada patung besar yang eyecatching karena berwarna emas... Patung emas Dewa Murugan tertinggi di dunia (tingginya 42,7 meter) dan di belakangnya terlihat 272 anak tangga curam yang menuju sebuah gua di atas bukit kapur yang berfungsi sebagai kuil.
Di depan Patung Hanoman
Tampak Patung Dewa Murugan dan Ratusan
Anak Tangga
Ada hal menggelikan saat kami masuk kawasan Batu Caves. Saya dan suami ragu untuk menaiki ratusan anak tangga yang curam itu. Antara yakin dan tidak, namun suami bilang eman kalau sudah sampai sini tidak naik dan melihat kuil di atas. Well, akhirnya dengan nafas tersengal-sengal kami naiki satu demi satu anak tangga itu. Daaann..pemandangan yang baru kali ini saya lihat langsung, karena biasanya hanya lihat di TV. Kuil orang India...banyak sekali patung di sana. Kebetulan saat itu mendekati perayaan Dipavali, sehingga sudah terlihat banyak orang yang mempersiapkan segala hal untuk upacara. Saya sempat melihat di kedai kecil penjual souvenir di dekat kuil, seeemuuaaa serba India..hihihi..sampai backsound pun lagu India.....
Pernak pernik serba India
Kuil di dalam Batu Caves
#Dataran Merdeka
Dataran Merdeka merupakan kawasan Kementerian Pelancongan dan Kebudayaa Kerajaan Malaysia. terletak tak jauh dari Masjid Jamek (masjid tertua di Kuala Lumpur). Di sana, kita dapat melihat beberapa gedung dengan model arsitek yang unik dan benar-benar krasa luar negerinya,wkwkwk. Gedung yang menarik adalah gedung Sultan Abdul Samad.
Background : Masjid Jamek
Sultan Abdul Samad Building
Di depan atau lebih tepatnya di seberang jalan dari gedung Abdul Samad, terdapat deretan foto perdana menteri Malaysia. Suami sempat menanyai saya,"hayo, mana Mahatir Muhammad?", kakakaka,,saya tak bisa menjawabnya.....
Foto siapa yang paling kanan, hayooo?
Kemudian tak jauh dari situ, terdapat City Gallery yang menawarkan banyak informasi serta cinderamata khas Malaysia. Kami membeli tiket seharga RM 5 untuk dapat menyaksikan pertunjukan lampu dan miniatur terbesar Kuala Lumpur. Asiknya lagi,, setelah kami menonton pertunjukan, tiket dapat ditukarkan dengan makanan atau souvenir seharga tiket. Suami memilih untuk menukar dan menikmati pancake durian dan Hokkaido durian,,nyummyy sekali.. Suasana cafe yang elegant menyatu dengan Arch shop gallery membuat pengunjung betah dan puas.
Marvelous...
Grab it fast...
Di dekat show room, kita juga bisa melihat langsung para pengrajin cinderamata sedang bekerja. Nampak wajah-wajah orang Jepang yang bekerja. Pantas saja jika hasilnya detail dan cantik sekali.....
Para pengrajin cinderamata
Catatan : siapkan kamera dan baterai fullcharge saat memasuki area Dataran Merdeka, karena banyak spot cantik yang sayang untuk dilewatkan, hihihi....
#Pasar Seni (Central Market)
Tak lengkap jika jalan-jalan tanpa shopping. Untuk memenuhi hasrat shopping Anda, pasar seni adalah pilihannya. Pasar Seni tak jauh beda seperti kawasan Malioboro di Jogja, menawarkan banyak oleh-oleh dengan harga yang terjangkau. Eits, tapi kudu hati-hati..sebaiknya sebelum memutuskan untuk berbelanja, pastikan sudah membandingkan harga supaya tidak menyesal hehehe *curcol*. Biasanyanya, oleh-oleh standar adalah gantungan kunci. Suami memilih satu kedai yang dulu pernah disinggahinya. Di sana, setengah lusin gantungan kunci hanya RM 5. Totebag dibandrol harga RM 12. Bolpoin setengah lusin RM 10. Miniatur petronas sekitar RM 8 bergantung ukurannya.
Barisan Pernak-pernik
Shopping di Pasar Seni
Terima kasih untuk suamiku, Mas Gebya yang telah membawa saya kemari.
I love you full, Honey.
Semoga bermanfaat bagi yang ingin melakukan perjalanan ke Kuala Lumpur.
Malaysia truly Asia.....(nyanyi soundtrack iklan pariwisata Malaysia)
BalasHapushehe
oke..ditunggu catatan perjalanan selanjutnya ya
:D